Tato Tradisional Khas Mentawai, Seni Lukis Kulit Manusia Tertua di Dunia!

Pribadi yang kasar, liar, dan tidak tahu aturan sepertinya menjadi citra yang kerap disematkan kepada setiap orang yang bertato di Indonesia. Padahal tato bisa menjadi media untuk mengekspresikan perasaan atau pendapat seseorang. Tau gak, Bro? Ternyata, Indonesia punya budaya seni rajah yang dilestarikan turun temurun di Mentawai, Sumatera Barat.
Seni Tato Tertua di Dunia
Konon, suku mentawai sudah mulai mentato kulit tubuh mereka sejak mendarat di pantai barat Sumatera pada Zaman Logam, sekitar 1500 SM. Sedangkan tato Mesir baru muncul pada 1300 SM. Leluhur suku Mentawai adalah bangsa Proto-Melayu yang berasal dari daratan Asia, Indocina tradisi tato di suku Mentawai sangat tradisional dan menggunakan bahan yang tersedia dari alam, seperti jarum yang terbuat dari kayu serta tinta tato yang terbuat dari arang tempurung kelapa dan daun pisang.
Cara Mentato yang Unik
Juru tato atau yang biasa disebut Sipatiti akan melakukan upacara terlebih dahulu bersama seorang Sikerei. Sipatiti akan membuat gambar kasar atau yang kini disebut sketsa pada tubuh orang yang akan ditato. Menggunakan alat tradisional, Sipatiti memulai proses pembuatan tato. Cara tersebut adalah cara yang sama dengan apa yang dilakukan oleh nenek moyang mereka.
Tentunya proses tersebut akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Karena belum menggunakan mesin dan waktu untuk penyelesaian dari tato mereka pun akan memakan waktu yang cukup lama, Bro. Bahkan, beberapa orang merasakan lemas hingga demam sehabis di tato. Jadi memang harus memiliki tekad yang kuat dan keberanian yang tinggi pula untuk bisa melalui proses pembuatan tatonya itu sendiri. Jika biasanya di kota-kota besar sang juru tato dibayar menggunakan uang. Khusus untuk di Mentawai, sipatiti dibayar dengan menggunakan hewan yang spesial, yaitu seekor babi.
Image source: @kurswell
Mengandung Banyak Makna
Selain memiliki fungsi sebagai simbol keseimbangan alam. Menurut suku Mentawai, tato juga menunjukkan identitas dan perbedaan status sosial atau profesi. Sebagai contoh, tato yang ada pada tubuh Sikerei, sebutan sesepuh di Mentawai, berbeda dengan tato pemburu.

Pemburu dikenal dengan gambar binatang tangkapannya, seperti babi, rusa, monyet, burung, atau buaya. Sedangkan Sikerei diketahui dari gambar tato bintang yang akrab disebut 'Sibalu-balu' di tubuh mereka. Ada lagi, tato labi atau sejenis rotan hutan berujung daun yang berduri yang sulit dilepas bila tersangkut menggambarkan cara suku Mentawai memandang sesuatu. Begitu pula ratusan motif tato lainnya yang mempunyai arti dan makna yang berbeda-beda.

Unik banget kan, Bro! Masyarakat Mentawai sampai saat ini masih gigih dalam memegang teguh budaya dan kesenian nenek moyangnya. Hal ini bukanlah hal mudah, melihat betapa extremenya rasa sakit yang ditimbulkan dari serangkaian proses melukis tubuh tersebut. Menarik buat dicoba kan, Bro?



Post a Comment

Previous Post Next Post

Featured post