Menyusuri Jalur Pendakian Gunung Slamet Via Bambangan

Gunung Slamet memang terkenal memiliki sejumlah jalur pendakian yang ekstrem dan penuh tantangan. Termasuk jalur pendakian via Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Mau tahu apa saja fakta menarik seputar jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan? Simak ulasan selengkapnya berikut ini, bro!

Pesona puncak Gunung Slamet memang memiliki pesona yang bikin para pendaki susah move on. Jika cuaca mendukung, bukan cuma menyajikan hamparan samudra awan, lo juga bisa melihat gunung-gunung lain dari puncak gunung tertinggi di Jawa Tengah ini, bro.

Wajar saja, jika banyak pendaki yang selalu pengin balik lagi atau penasaran mau mencoba ke gunung ini meskipun harus melalui jalur pendakian yang ekstrem. Yup, Gunung Slamet memang memiliki sejumlah jalur pendakian yang sangat nggak direkomendasikan buat pemula, bro.

Salah satunya yang menjadi favorit kebanyakan pendaki adalah jalur pendakian via Bambangan yang terletak di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Sebelum mendaki, sebaiknya simak dulu fakta menarik seputar jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan berikut ini, bro!

Bisa Beristirahat di Rumah Warga Sebelum Memulai atau Sesudah Mendaki

Kalau nggak dapat tempat rebahan di basecamp yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) kabupaten Purbalingga, maka lo bisa merebahkan badan sejenak di beberapa basecamp yang dikelola oleh warga setempat, bro.

Jadi, jangan takut nggak kebagian tempat istirahat sebelum atau sesudah mendaki. Biasanya basecamp tersebut sudah menjadi langganan para pengelola open trip yang membuka pendakian ke Gunung Slamet, bro.

Harus Melewati Sembilan Pos Pendakian Agar Sampai di Puncak

Memiliki ketinggian di atas 3.000 mdpl, lo harus bersiap dengan fisik yang prima jika ingin menuntaskan pendakian hingga puncak gunung Slamet. Pasalnya, jumlah pos yang harus lo lalui berjumlah 9 buah dengan estimasi waktu pendakian antar pos yang bervariasi, mulai dari 15 menit sampai 3 jam, bro.

Oleh karena itu, biasanya pendakian mencapai puncak gunung Slamet dibagi dua tahap. Tahap pertama dimulai dari basecamp hingga Pos 5 atau Pos 7. Pada tahap kedua, para pendaki akan bermalam untuk melanjutkan summit attack keesokan harinya, bro.

Hanya Satu Sumber Mata Air dan Hanya Ada di Musim Hujan

Saat mendaki Gunung Slamet via Bambangan, berarti lo dan tim pendakian harus benar-benar siap dan pintar mengelola persediaan air bersih, bro. Pasalnya, sumber mata air di jalur tersebut hanya ada satu titik, yaitu di Pos 5, Samyang Rangkah.

Mata air tersebut pun hanya ada pada musim penghujan, bro. Saat musim kemarau tiba mata air akan kering sama sekali. Jadi, siapkan persediaan air bersih lebih saat mendaki di musim kemarau ya!

Tanpa Bonus alias Nanjak Terus

Nggak cuma minim sumber mata air, jalur pendakian gunung Slamet via Bambangan juga minim 'bonus' sebelum tiba di Pos 9, Plawangan. Ini berarti, sepanjang jalur lo hanya akan melihat hutan hujan tropis yang ditumbuhi lebatnya pepohonan, bro.

Jalurnya sendiri penuh dengan tanjakan ekstrem yang bikin 'dengkul ketemu jidat'. Lo pun harus bersiap dengan jalur tanah yang berubah menjadi becek jika tiba-tiba turun hujan deras, bro. 

Pemandangan Menakjubkan di Puncak Surono

Dari Pos Plawangan, lanjutkan pendakian hingga puncak Surono, puncak tertinggi gunung Slamet. Jalurnya yang terdiri dari bebatuan membuatmu harus ekstra hati-hati melewatinya. Usahakan menggunakan trekking pole supaya pendakian lo ke puncak lebih aman, bro.

Semakin mendekat ke puncak Surono, pemandangan yang bakal lo saksikan dijamin makin ciamik dan menakjubkan. Saat sampai di puncaknya, lo bisa menyaksikan kawah Segoro Wedi yang masih aktif mengeluarkan gas belerang, dan juga gunung Ciremai di arah barat, bro.

Nah, itulah beberapa fakta menarik seputar jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan. Tetap utamakan keamanan dan keselamatan saat mendaki gunung ya, bro. Selamat bertualang!

Post a Comment

Previous Post Next Post

Featured post