Menengok Sejarah Pekanbaru dari Tugu Titik Nol Kilometer

Tugu Titik Nol ternyata bukan hanya ada di Aceh,Merauke dan kota lainnya  tetapi Pekanbaru juga ada loh. Sama seperti daerah lainnya, titik nol kilometer ditandai dengan adanya tugu. Siapa sangka tugu yang hanya berupa batu persegi biasa ini menjadi saksi bisu sejarah Kota Pekanbaru dan perkembangannya. 

Banyak yang tidak tahu sebenarnya dimana lokasi Tugu Titik Nol Kilometer Pekanbaru ini. Ada yang mengatakan bahwa Tugu Titik Nol Pekanbaru berada di pusat kota, yakni Tugu Zapin yang ada didepan kantor gubernur Kota Pekanbaru. Padahal, Tugu Titik Nol Kilometer Pekanbaru yang "asli" berada di dalam kawasan Pelabuhan Pelindo I dekat Pasar Bawah atau di tepi sungai Siak.

Lebih tepatnya, berada di Jalan Perdagangan, Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Riau.

Tugu tersebut terletak di sebelah kiri pintu masuk Pelabuhan Pelindo lama. Lokasi ini berkoordinat 0,32,21,04 Lintang Utara dan 101,26,37,08 Bujur Timur. 

Tugu Titik Nol Kilometer Pekanbaru berbentuk batu persegi dengan tinggi kurang lebih 70 cm yang terbuat dari bahan batu bata bercampur pasir yang disemen. Tugu tersebut dibuat pada tahun 1920 oleh kolonial Belanda. Pada tugu tertera "PB 0, Pad 313, Bkn 65". 

Maksud dari tulisan tersebut adalah tugu itu menjadi patokan penentuan jarak kota Pekanbaru ke kota lainnya. Dari Pekanbaru (Pb) berjarak 313 KM menuju kota Padang (Pad) dan 65 KM menuju kota Bangkinang (Bkn). 

                                 

Tugu Titik Nol Kilometer Pekanbaru dapat dikatakan sebagai simbol pusat peradaban serta pemerintahan Pekanbaru sejak masa kolonial bahkan sebelum Titik Nol yang baru dibuat (sekarang ada di Tugu Zapin di depan Kantor Gubernur Riau). 

Berdasarkan pengakuan warga setempat, Tugu Titik Nol Kilometer Pekanbaru adalah bukti kesejarahan bahwa Senapelan pernah menjadi pusat perekonomian pada masa lampau.

Tugu ini dibuat sebagai penanda pembuatan jalan penghubung antara Pekanbaru-Bangkinang-Payakumbuh.

Dengan adanya jalan penghubung tersebut, perdagangan menjadi lancar dan lebih mudah, terutama perdagangan antara pantai barat dan pantai timur Sumatera. 

Barang-Barang dari Pantai Barat dan Pantai Timur Sumatera diangkut menuju Eks Pelabuhan (Pelindo) dengan kapal dagang dari Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). 

Kapal-kapal ini seminggu sekali berlayar dari Pekanbaru menuju Tumasik (sekarang Singapura) dan dijual ke berbagai negara. 

Hal inilah yang menjadi awal mulanya perkembangan Kota Pekanbaru terutama dibidang perekonomian.

Dilihat dari bentuknya, tugu ini sangat klasik dan berumur tua. 

Lingkungan sekitar tugu pun juga menambah kesan masa lalu Kota Pekanbaru yang dulunya bernama Senapelan. Kita dapat melihat bangunan-bangunan lama seperti bekas rumah Haven Master serta bekas gudang Eks pelabuhan Pelindo, untuk mengenali sejarah Kota Pekanbaru pada masa lampau.

Tugu itu pun didukung oleh objek bersejarah lainnya yang membentuk sebuah kompleks sejarah, seperti Rumah Singgah Tuan Qadi, Rumah Tenun Kampung Bandar, Halte Terminal Lama, Masjid Raya Pekanbaru, serta Makam Mahrum Bukit dan Mahrum Pekan (pendiri Kota Pekanbaru). 

Lokasi objek sejarah yang berdekatan membuat kita lebih mudah mengenali sejarah cikal bakal lahirnya Kota Pekanbaru. 

Jadi, sangat tepat sekali jika titik nol berada di kawasan ini, karena lokasinya yang berada di Senapelan dan bangunan-bangunan sejarah yang mendukung membuat mata seolah menemukan Kota Pekanbaru pada versi masa lampau. 

Adanya aliran Sungai Siak dengan angin yang berhembus sejuk di sore hari sangat mendukung untuk berwisata edukasi di kawasan Tugu Titik Nol Kilometer Pekanbaru.

Teman kami yang mengantar ke lokasi ini Bang Nofri yang asli orang  Pekanbaru, mengatakan bahwa tugu titik nol kilometer Pekanbaru itu merupakan patok nol kilometer penanda pembuatan jalan penghubung antara Pekanbaru-Bangkinang- Payakumbuh.

Tugu titik nol kilometer Pekanbaru ini dibuat oleh Belanda pada tahun 1920.

 “Jalan penghubung ini menjadi urat nadi perdagangan antara pantai barat dan pantai timur Sumatera saat itu. Barang-barang dari Pantai Barat Sumatera dibawa menuju pelabuhan lama (Pelindo) oleh kapal-kapal dagang dari Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), seminggu sekali berlayar dari Pekanbaru menuju Singapura atau Tumasik,” ungkap Nofri.

Jangan mengaku sudah ke Kota Pekanbaru, kalau belum ke Tugu Titik Nol Kilometer Pekanbaru. Dan juga jangan lupa berselfie di tempat ini sebagai kenang-kenangan. Mari generasi muda, jangan sekali-kali melupakan sejarah apalagi tidak tahu sejarah tanah kelahiran sendiri. 

Semoga objek sejarah ini lebih dikenal kedepannya oleh masyarakat Kota Pekanbaru maupun luar daerah Kota Pekanbaru. 

Dan diharapkan untuk segala pihak baik pemerintah maupun masyarakat tetap menjaga dan merawat tugu ini.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Featured post